JAKARTA - Dutakhabarterkini.co.id - Senyum tulus Nayla, seorang anak dari keluarga kurang mampu, telah menggugah hati Presiden Republik Indonesia, H. Prabowo Subianto. Dalam sebuah pidato berapi-api yang disambut gegap gempita para hadirin, Presiden Prabowo menyatakan tekad kuatnya untuk memutus mata rantai kebodohan yang menjadi akar dari kemiskinan di tanah air.
Sebagai langkah nyata, Presiden Prabowo berkomitmen membangun minimal 100 sekolah berasrama secara gratis yang dikhususkan bagi anak-anak dari keluarga tidak mampu. Tak hanya itu, sekitar 50 kampus juga akan segera direalisasikan dalam tahun ini, sebagai bagian dari program prioritas di bidang pendidikan nasional.
"Saya ingin mengubah nasib Nayla-Nayla lainnya di Indonesia. Lewat pendidikan, kita akan mengubah kemiskinan menjadi kesejahteraan," ujar Presiden Prabowo dengan nada penuh haru dan ketegasan. Ia menegaskan bahwa di sisa usianya, dirinya akan berjuang sebagai ayah bangsa — bukan hanya sebagai kepala negara, melainkan sebagai sosok yang penuh dedikasi untuk anak-anak bangsa penerus negeri ini.
Pernyataan tulus Presiden ini mengundang respons mendalam dari berbagai pihak, salah satunya datang dari H. Dedy Safrizal, Ketua Umum Lembaga Pemantau Independen Elang Tiga Hambalang (ETH). Dalam keterangannya, Dedy menyatakan dukungan penuh terhadap visi besar Presiden Prabowo.
"Kemiskinan menyebabkan keterbelakangan ilmu pengetahuan. Sebesar apapun potensi intelektual seseorang, jika tidak ditunjang ekonomi yang kuat, maka akan terhambat. Karena itu, saya — baik secara pribadi maupun sebagai Ketua Umum ETH — sangat mendukung dan siap menjadi bagian dari program mulia ini," ujar Dedy Safrizal penuh semangat.
Sementara itu, Kepala Departemen Humas DPN Elang Tiga Hambalang, Bambang (yang akrab disapa Apang), menyatakan bahwa visi Presiden Prabowo sejalan dengan motto ETH, yakni: "Memanusiakan, Memperjuangkan, dan Mensejahterakan." Menurutnya, ketiga prinsip ini menjadi barometer keberhasilan dalam mewujudkan cita-cita Indonesia Pintar yang digagas Presiden.
Program pendidikan berasrama gratis ini diharapkan menjadi tonggak sejarah baru dalam pemerataan akses pendidikan di Indonesia. Semangat kolaborasi antara pemerintah dan elemen masyarakat seperti Elang Tiga Hambalang menjadi bukti bahwa masa depan Indonesia bisa lebih cerah dan berkeadilan.
Redaksi