Dutakhabarterkini.co.id//-Sergai - Sumatera - Utara
Suasana haru menyelimuti kelurga korban yang hilang setelah perahu yang ditumpanginya terbalik dan tenggelam diterjang gelombang ombak di seputaran pasisir Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu,Sergai saat mau pulang melaut.
Hal ini terjadi saat keluarga korban Muliyadi alias Adi Jawa (43) warga Dudun IV Desa Pekan Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu,Rabu (29/10) pagi
menggelar prosesi tabur bunga di lokasi tempat korban dilaporkan jatuh yang jaraknya sekitar 5 mil dari bibir pantai.
Prosesi tabur bunga itu dilakukan sebagai bentuk doa dan harapan terakhir agar jasad sang suami,ayah sekaligus pahlawan keluarga segera ditemukan setelah tujuh hari hilang diterjang gelombang besar di perairan Sialang Buah.
Tangis pecah dari istri dan keempat anak korban yang berdiri di pinggir perahu kesedihan yang mendalam ketika istri korban Maryam Siregar menatap air laut yang tenang.
Pada saat yang sama terdengar lantunan suara azan dari salah satu putranya menggema di tengah heningnya lautan mengiringi butiran bunga yang perlahan tenggelam di permukaan air seolah menjadi doa terakhir bagi kepulangan sang ayah tercinta.
Sebagaimana diketahui bahwa korban Muliyadi dilaporkan hilang sejak Kamis (23/10) setelah terjatuh ke laut akibat gelombang besar saat mau pulang dari laut dan setibanya di lokasi perahu korban diterjang gelombang ombak,sehingga terbalik dan tenggelam dan korban hilang,namun hingga hari ketujuh pencarian,Rabu (29/10) tim gabungan Basarnas,TNI AL,Polairud dan masyarakat nelayan setempat masih terus menyisir area laut dengan perahu karet yang merupakan akhir dari pencarian.
Sementara di daratan, keluarga korban masih menaruh harapan besar agar jasad Muliyadi dapat ditemukan sebelum matahari terbenam.
“Kami ikhlas dan ridho terhadap kehendak Allah SWT dan mungkin ini sudah garis takdir dari suami saya,karena upaya pencarian juga sudah dilakukan oleh tim SAR gabungan,pemerintah serta masyarakat,”ujar Maryam Siregar usai prosesi tabur bunga dengan nada sedih dengan linangan air mata.
Maryam juga menyampaikan terima kasih mendalam kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pencarian suaminya.
“Saya pribadi mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pemerintah daerah, Basarnas, TNI AL dan Polairud yang telah lelah mencari suami saya. Walaupun sampai hari ini belum ditemukan, saya masih berharap bisa bertemu dengan jasadnya. Tapi semua berpulang kepada Allah. Saya tahu, apa yang dikehendaki-Nya, itulah yang terbaik,”ucapnya lagi dengan nada penuh haru.
Sementara itu,Komandan Tim Pencarian Basarnas Kelas A Medan Rori G mengatakan pihaknya turut mendampingi keluarga korban dalam pelaksanaan tabur bunga di hari ketujuh ini dan kegiatan tersebut menjadi bentuk penghormatan dan permohonan keluarga kepada Allah SWT agar korban segera ditemukan.
“Kami melihat sendiri ketegaran dan keikhlasan keluarga korban,meski dalam duka yang dalam, mereka tetap sabar dan menyerahkan segalanya kepada Tuhan. Hal itu membuat kami semakin bersemangat untuk terus melanjutkan pencarian hingga titik terakhir,”katanya.
Rori menambahkan,usai prosesi tabur bunga,tim SAR gabungan akan melanjutkan penyisiran di area laut menggunakan alat AquaEye, yakni perangkat sonar berteknologi tinggi yang mampu mendeteksi objek atau tubuh manusia di bawah air.
“Hari ketujuh ini menjadi hari terakhir operasi resmi tim SAR gabungan bersama TNI-Polri, masyarakat dan nelayan,namun operasi tidak akan ditutup sepenuhnya. Kami akan tetap melakukan pemantauan di sekitar lokasi dan berharap kepada masyarakat dan nelayan sekitar tetap menyampaikan kepada kami jika ada tanda-tanda atau informasi baru terkait keberadaan korban,” tegasnya.
Sedangkan Danpos TNI AL Bedagai Lettu Laut (S) Pantas Pangaribuan menyatakan bahwa pihaknya akan terus berkoordinasi dan mendukung penuh tim SAR dalam upaya pencarian korban.
“Kami dari TNI AL tidak akan meninggalkan masyarakat. Selama masih ada kemungkinan korban ditemukan, kami akan tetap mendampingi tim SAR gabungan dan melakukan pemantauan di wilayah pesisir,semoga doa dan harapan keluarga segera dikabulkan,”sebutnya.
Kegiatan tabur bunga tersebut turut dihadiri oleh Wadan Pos TNI AL Bedagai Letda Laut (P) M. Tri Wibowo, Kasat Polairud Sergai AKP P Sitinjak, Kapolsek Teluk Mengkudu AKP Desman Manalu, Kanit Reskrim Ipda M. Sihombing, Kanit Intelkam Ipda ZH Limbong, Kanit Binmas Ipda Maslani serta personel TNI-Polri dan masyarakat nelayan setempat yang bersama-sama ikut memanjatkan doa untuk almarhum.
Bagi masyarakat pesisir Sialang Buah,laut bukan sekadar bentangan air yang luas, tetapi sumber kehidupan dan tempat menggantungkan harapan. Di sisi lain, laut juga menyimpan misteri dan ujian bagi mereka yang bergantung padanya. Kisah Muliyadi menjadi potret nyata perjuangan nelayan yang setiap hari mempertaruhkan nyawa demi menafkahi keluarga.
Dalam kesunyian ombak dan angin pagi doa Maryam dan anak-anaknya menjadi pengingat bahwa di balik setiap perjalanan ke laut, ada cinta dan keberanian yang tak pernah padam, meski terkadang harus dibayar dengan kehilangan sesuai yang tak ternilai.(bah).
Sei Rampah, 29 Oktober 2025
![]() |
| Teks foto |
AZAN : Seorang putra korban saat mengumandangkan azan di atas perahu karet milik Basanas ketika melakukan doa dan tabur bunga bersama ibuk dan kakaknya di lokasi jatuhnya korban,Rabu (29/10).
RED - DKT - AKPERSI


.jpg)

